Selasa, 29 September 2009
Kapan Saat yang Tepat untuk Menulis ?
Alkisah, ada seorang sahabat bernama A yang berkata kepada seorang penulis terkenal bernama B, “Saya ingin sekali jadi penulis hebat seperti Anda. Karena itu, saya akan menulis. Saya akan membuat tulisan yang menggemparkan dunia penulisan di jagat raya ini. Saya akan menjadi penulis yang jauh lebih ngetop dibanding Anda!”
Sepuluh tahun kemudian, Si A dan si B bertemu lagi. Si B bertanya, “Halo A, apakah cita-cita kamu untuk menjadi penulis hebat sudah tercapai? Sudah berapa ratus tulisan yang kamu hasilkan?”
“Saya belum membuat satu tulisan pun. Tapi saya masih bercita-cita menjadi penulis hebat, lebih hebat dari Anda. Tunggu saja, ya!”
Dua puluh tahun kemudian, si A dan si B bertemu lagi. Si A masih menjadi “penulis wanna be” karena dia belum membuat satu tulisan pun!
* * *
Saya yakin, ada begitu banyak penulis seperti si A. Mereka hanya berhenti pada mimpi, tapi belum pernah berusaha untuk mewujudkannya. Dengan kata lain, mereka hanya Dreaming, selalu menunda-nunda untuk Action atau MULAI MENULIS.
Jika ditanya kenapa masih menunda, biasanya mereka akan memberikan jawaban-jawaban yang standar seperti berikut.
Saya masih sangat sibuk. Aktivitas saya sangat banyak..
Nanti saja deh, setelah…..
Ilmu saya masih sedikit. Nanti kalau sudah ahli, saya akan mulai menulis..
Saya tidak tahu bagaimana cara untuk mulai menulis.
Mereka merasa “berada di pihak yang benar” dengan alasan-alasan itu. Pertanyaannya, apakah mereka benar-benar berada dalam “kebenaran?” Apakah alasan-alasan mereka itu cukup kuat?
Yuk kita bahas satu-persatu.
1. Saya masih sangat sibuk. Aktivitas saya sangat banyak.
Bicara soal kesibukan, sebenarnya Anda tidak sendirian. Hampir semua orang pasti sibuk. Tantowi Yahya sangat sibuk. Agnes Monica juga sibuk. Stephen King sama saja. Bill Gates apalagi.
Tapi kenapa mereka bisa menjadi orang sukses? Kenapa mereka bisa menangani demikian banyak pekerjaan dan masalah? Padahal waktu yang tersedia untuk Bill Gates dan Anda sama-sama 24 jam sehari.
Kuncinya sebenarnya pada tiga hal berikut:
1. Stop Dreaming Start Action. Ya, buat apa terlalu lama bermimpi? Sebab hanya action yang
bisa mewujudkan mimpi Anda!.
2. Manajemen Waktu. Mereka pintar mengelola waktu. Mereka selalu disiplin dalam segala
hal..
3. Motivasi. Mereka punya tujuan yang jelas, lantas punya komitmen dan mau bekerja keras
untuk mencapai tujuan tersebut.
Salah satu rahasia orang sukses adalah kemampuan mereka dalam mengelola waktu. Bagaimana caranya agar dengan waktu yang tersedia, mereka bisa melaksanakan semua tugas secara efektif dan efisien.
Orang sukses bukanlah orang yang punya banyak waktu luang. Orang sukses adalah orang yang pintar dan disiplin dalam mengelola waktu.
2. Nanti saja deh, setelah….
Ketika kuliah, di saat baru merintis karir sebagai penulis, saya sempat berpikir bahwa kondisi saya belum ideal untuk menulis. Bayangkan saja! Saya saat itu masih menjadi anak kos. Sering pindah rumah. Bagaimana bila saya mengirim naskah ketika saya masih tinggal di Rumah A. Lalu ketika naskah itu dimuat, saya sudah pindah ke rumah D. Kiriman wesel untuk honor saya akan salah alamat. Satu eksemplar majalah yang dikirim sebagai bukti pemuatan naskah pun bernasib sama. Wah, tentu sangat merepotkan!
(Sekadar info, saat itu belum ada internet, dan saya belum mengenal komputer. Honor tulisan masih dikirim via wesel pos).
Dengan alasan seperti itu, saya sempat berpikir untuk tidak menulis dulu. Situasi saya belum ideal untuk menulis.
Alhamdulilah, saya berhasil menepis perasaan seperti itu. Saya tetap menulis, bagaimana pun kondisi yang saya hadapi!
Saya yakin, Anda pun mungkin sering punya pikiran seperti itu. Anda merasa bahwa kondisi Anda belum ideal. Misalnya seorang anak SMA akan beralasan, “Saya belum siap. Sekolah di SMA itu kan penuh dengan kesibukan. Mana ujian sudah dekat, banyak kegiatan ekskul, belum lagi les ini les itu. Tak ada waktu deh, buat menulis. Jadi tunggu aja setamat SMA nanti, ketika hidup saya jauh lebih stabil dibanding sekarang.”
“Nanti saja deh, setelah…” adalah alasan yang sering dilontarkan oleh orang-orang yang merasa bahwa kondisi mereka saat ini belum ideal untuk menulis. Padahal tahukah Anda, bahwa kita sebenarnya tak akan pernah menghadapi kondisi ideal pada hidup kita?
Katakanlah bagi Anda yang masih jomblo. Anda merasa kondisi belum ideal karena Anda masih kesepian, tak ada teman bila pergi pesta, tak ada teman curhat, tak ada tempat penyaluran hawa nafsu, dan seterusnya. Tapi setelah menikah, apakah masalah selesai? Tidak juga! Justru Anda akan menghadapi masalah-masalah baru. Anda harus beradaptasi dengan pasangan yang punya sikap, kebiasaan bahkan budaya yang benar-benar berbeda. Anda harus banyak bertoleransi. Anda mungkin harus mengorbankan kesenangan-kesenangan pribadi demi menghargai pasangan Anda. Bahkan ketika sudah punya anak, Anda harus repot lagi mengurus si kecil.
Sekali lagi, kita tak akan pernah menghadapi kondisi ideal seperti yang kita impikan, selama kita masih hidup di dunia ini. Karena itu, jangan tunggu kondisi ideal. Dia tak akan pernah tiba!
Stop Dreaming Start Action. Mulailah menulis saat ini juga, tidak peduli apapun dan bagaimanapun kondisi Anda!
Lagipula berdasarkan pengalaman, alasan nomor dua ini sebenarnya termasuk alasan yang “tak ada matinya”. Si pencetus alasan tetap akan mengeluarkan alasan-alasan baru, dan mengingkari alasan-alasan terdahulu.
Bila sudah tamat SMA, dia akan berkata, “Nanti saja deh, kalau sudah lulus kuliah.”Bila sudah lulus kuliah, dia akan berkata, “Nanti saja deh, kalau sudah bekerja.”Bila sudah bekerja, dia akan berkata, “Nanti saja deh, kalau sudah menikah.”Bila sudah menikah, dia akan berkata, “Nanti saja deh, kalau sudah punya anak.”Bila sudah punya anak, dia akan berkata, “Nanti saja deh, kalau anak-anak saya sudah besar.”Bila anak-anaknya sudah besar, dia akan berkata, “Nanti saja deh, kalau semua anak saya sudah menikah.”Bila semua anaknya sudah menikah, dia akan berkata, “Nanti saja deh, kalau saya sudah punya cucu.”Bila sudah punya cucu, dia akan berkata, “Nanti saja deh, di akhirat.”
3. Ilmu saya masih sedikit. Nanti kalau sudah ahli, saya akan mulai menulis.
Untuk alasan yang satu ini, saya merasa perlu mengutip slogan yang selalu didengung-dengungkan oleh rekan saya Eko June:
Anda Tidak Perlu Hebat Untuk Memulai, Tetapi Anda Harus Memulai Untuk Menjadi Hebat.
Berikut adalah kutipan lengkapnya.
Orang2 sukses dan hebat sekarang adalah orang2 yang memulai. Tanpa menunggu agak2 hebat, sedikit hebat, cenderung hebat atau nyerempet hebat :). Tanpa menunggu kondisi ideal digenggaman, baru action. No.
Kenapa saya bilang dalem artinya ?
Karena jika kita memahami dan agak diubah sedikit redaksinya maka akan sesuai dengan kondisi yang kita inginkan dan akan kita lakukan.
Anda Tidak Perlu Seberani Helmy Yahya Untuk Mulai Bicara, Tetapi Anda Harus Mulai Bicara Di Depan Umum Agar Bisa Seberani Helmy Yahya.
….
Anda Tidak Perlu Sepintar Helvy Tiana Rosa Untuk Mulai Menulis, Tetapi Anda Harus Mulai Menulis Agar Bisa Sepintar Helvy Tiana Rosa.
….
Dan masih banyak lagi.
Justru, bila Anda menunggu hingga punya keahlian dan pengetahuan yang banyak untuk mulai menulis, Anda tak akan pernah menjadi ahli. Keahlian dan pengetahuan justru akan Anda dapatkan dari PRAKTEK MENULIS. Semakin sering menulis, maka keahlian dan pengetahuan Anda akan semakin baik.
Klik di sini untuk info selengkapnya
4. Saya tidak tahu bagaimana cara untuk mulai menulis
Ya, banyak sekali orang yang bertanya sambil kebingungan, “Saya ingin menjadi penulis hebat. Bagaimana cara memulainya?”
Sebenarnya, cara untuk mulai menulis sangat gampang: LANGSUNG SAJA MENULIS.
Penulis bukanlah seperti dokter yang harus kuliah selama bertahun-tahun dulu, mendapat surat izin praktek dari departemen kesehatan, dan seterusnya. Untuk menjadi penulis, Anda tak perlu kuliah dulu, tak perlu ujian dulu, tak perlu izin dari siapapun, tak perlu mengumpulkan modal apapun. Pokoknya tak ada yang Anda butuhkan selain nyawa yang belum dicabut.
Bahkan bila Anda tak punya tangan untuk mengetik, Anda bisa menyewa orang lain untuk menuliskan apa saja yang Anda ucapkan.
http://www.jonru.net
......
Alkisah, ada seorang sahabat bernama A yang berkata kepada seorang penulis terkenal bernama B, “Saya ingin sekali jadi penulis hebat seperti Anda. Karena itu, saya akan menulis. Saya akan membuat tulisan yang menggemparkan dunia penulisan di jagat raya ini. Saya akan menjadi penulis yang jauh lebih ngetop dibanding Anda!”
Sepuluh tahun kemudian, Si A dan si B bertemu lagi. Si B bertanya, “Halo A, apakah cita-cita kamu untuk menjadi penulis hebat sudah tercapai? Sudah berapa ratus tulisan yang kamu hasilkan?”
“Saya belum membuat satu tulisan pun. Tapi saya masih bercita-cita menjadi penulis hebat, lebih hebat dari Anda. Tunggu saja, ya!”
Dua puluh tahun kemudian, si A dan si B bertemu lagi. Si A masih menjadi “penulis wanna be” karena dia belum membuat satu tulisan pun!
* * *
Saya yakin, ada begitu banyak penulis seperti si A. Mereka hanya berhenti pada mimpi, tapi belum pernah berusaha untuk mewujudkannya. Dengan kata lain, mereka hanya Dreaming, selalu menunda-nunda untuk Action atau MULAI MENULIS.
Jika ditanya kenapa masih menunda, biasanya mereka akan memberikan jawaban-jawaban yang standar seperti berikut.
Saya masih sangat sibuk. Aktivitas saya sangat banyak..
Nanti saja deh, setelah…..
Ilmu saya masih sedikit. Nanti kalau sudah ahli, saya akan mulai menulis..
Saya tidak tahu bagaimana cara untuk mulai menulis.
Mereka merasa “berada di pihak yang benar” dengan alasan-alasan itu. Pertanyaannya, apakah mereka benar-benar berada dalam “kebenaran?” Apakah alasan-alasan mereka itu cukup kuat?
Yuk kita bahas satu-persatu.
1. Saya masih sangat sibuk. Aktivitas saya sangat banyak.
Bicara soal kesibukan, sebenarnya Anda tidak sendirian. Hampir semua orang pasti sibuk. Tantowi Yahya sangat sibuk. Agnes Monica juga sibuk. Stephen King sama saja. Bill Gates apalagi.
Tapi kenapa mereka bisa menjadi orang sukses? Kenapa mereka bisa menangani demikian banyak pekerjaan dan masalah? Padahal waktu yang tersedia untuk Bill Gates dan Anda sama-sama 24 jam sehari.
Kuncinya sebenarnya pada tiga hal berikut:
1. Stop Dreaming Start Action. Ya, buat apa terlalu lama bermimpi? Sebab hanya action yang
bisa mewujudkan mimpi Anda!.
2. Manajemen Waktu. Mereka pintar mengelola waktu. Mereka selalu disiplin dalam segala
hal..
3. Motivasi. Mereka punya tujuan yang jelas, lantas punya komitmen dan mau bekerja keras
untuk mencapai tujuan tersebut.
Salah satu rahasia orang sukses adalah kemampuan mereka dalam mengelola waktu. Bagaimana caranya agar dengan waktu yang tersedia, mereka bisa melaksanakan semua tugas secara efektif dan efisien.
Orang sukses bukanlah orang yang punya banyak waktu luang. Orang sukses adalah orang yang pintar dan disiplin dalam mengelola waktu.
2. Nanti saja deh, setelah….
Ketika kuliah, di saat baru merintis karir sebagai penulis, saya sempat berpikir bahwa kondisi saya belum ideal untuk menulis. Bayangkan saja! Saya saat itu masih menjadi anak kos. Sering pindah rumah. Bagaimana bila saya mengirim naskah ketika saya masih tinggal di Rumah A. Lalu ketika naskah itu dimuat, saya sudah pindah ke rumah D. Kiriman wesel untuk honor saya akan salah alamat. Satu eksemplar majalah yang dikirim sebagai bukti pemuatan naskah pun bernasib sama. Wah, tentu sangat merepotkan!
(Sekadar info, saat itu belum ada internet, dan saya belum mengenal komputer. Honor tulisan masih dikirim via wesel pos).
Dengan alasan seperti itu, saya sempat berpikir untuk tidak menulis dulu. Situasi saya belum ideal untuk menulis.
Alhamdulilah, saya berhasil menepis perasaan seperti itu. Saya tetap menulis, bagaimana pun kondisi yang saya hadapi!
Saya yakin, Anda pun mungkin sering punya pikiran seperti itu. Anda merasa bahwa kondisi Anda belum ideal. Misalnya seorang anak SMA akan beralasan, “Saya belum siap. Sekolah di SMA itu kan penuh dengan kesibukan. Mana ujian sudah dekat, banyak kegiatan ekskul, belum lagi les ini les itu. Tak ada waktu deh, buat menulis. Jadi tunggu aja setamat SMA nanti, ketika hidup saya jauh lebih stabil dibanding sekarang.”
“Nanti saja deh, setelah…” adalah alasan yang sering dilontarkan oleh orang-orang yang merasa bahwa kondisi mereka saat ini belum ideal untuk menulis. Padahal tahukah Anda, bahwa kita sebenarnya tak akan pernah menghadapi kondisi ideal pada hidup kita?
Katakanlah bagi Anda yang masih jomblo. Anda merasa kondisi belum ideal karena Anda masih kesepian, tak ada teman bila pergi pesta, tak ada teman curhat, tak ada tempat penyaluran hawa nafsu, dan seterusnya. Tapi setelah menikah, apakah masalah selesai? Tidak juga! Justru Anda akan menghadapi masalah-masalah baru. Anda harus beradaptasi dengan pasangan yang punya sikap, kebiasaan bahkan budaya yang benar-benar berbeda. Anda harus banyak bertoleransi. Anda mungkin harus mengorbankan kesenangan-kesenangan pribadi demi menghargai pasangan Anda. Bahkan ketika sudah punya anak, Anda harus repot lagi mengurus si kecil.
Sekali lagi, kita tak akan pernah menghadapi kondisi ideal seperti yang kita impikan, selama kita masih hidup di dunia ini. Karena itu, jangan tunggu kondisi ideal. Dia tak akan pernah tiba!
Stop Dreaming Start Action. Mulailah menulis saat ini juga, tidak peduli apapun dan bagaimanapun kondisi Anda!
Lagipula berdasarkan pengalaman, alasan nomor dua ini sebenarnya termasuk alasan yang “tak ada matinya”. Si pencetus alasan tetap akan mengeluarkan alasan-alasan baru, dan mengingkari alasan-alasan terdahulu.
Bila sudah tamat SMA, dia akan berkata, “Nanti saja deh, kalau sudah lulus kuliah.”Bila sudah lulus kuliah, dia akan berkata, “Nanti saja deh, kalau sudah bekerja.”Bila sudah bekerja, dia akan berkata, “Nanti saja deh, kalau sudah menikah.”Bila sudah menikah, dia akan berkata, “Nanti saja deh, kalau sudah punya anak.”Bila sudah punya anak, dia akan berkata, “Nanti saja deh, kalau anak-anak saya sudah besar.”Bila anak-anaknya sudah besar, dia akan berkata, “Nanti saja deh, kalau semua anak saya sudah menikah.”Bila semua anaknya sudah menikah, dia akan berkata, “Nanti saja deh, kalau saya sudah punya cucu.”Bila sudah punya cucu, dia akan berkata, “Nanti saja deh, di akhirat.”
3. Ilmu saya masih sedikit. Nanti kalau sudah ahli, saya akan mulai menulis.
Untuk alasan yang satu ini, saya merasa perlu mengutip slogan yang selalu didengung-dengungkan oleh rekan saya Eko June:
Anda Tidak Perlu Hebat Untuk Memulai, Tetapi Anda Harus Memulai Untuk Menjadi Hebat.
Berikut adalah kutipan lengkapnya.
Orang2 sukses dan hebat sekarang adalah orang2 yang memulai. Tanpa menunggu agak2 hebat, sedikit hebat, cenderung hebat atau nyerempet hebat :). Tanpa menunggu kondisi ideal digenggaman, baru action. No.
Kenapa saya bilang dalem artinya ?
Karena jika kita memahami dan agak diubah sedikit redaksinya maka akan sesuai dengan kondisi yang kita inginkan dan akan kita lakukan.
Anda Tidak Perlu Seberani Helmy Yahya Untuk Mulai Bicara, Tetapi Anda Harus Mulai Bicara Di Depan Umum Agar Bisa Seberani Helmy Yahya.
….
Anda Tidak Perlu Sepintar Helvy Tiana Rosa Untuk Mulai Menulis, Tetapi Anda Harus Mulai Menulis Agar Bisa Sepintar Helvy Tiana Rosa.
….
Dan masih banyak lagi.
Justru, bila Anda menunggu hingga punya keahlian dan pengetahuan yang banyak untuk mulai menulis, Anda tak akan pernah menjadi ahli. Keahlian dan pengetahuan justru akan Anda dapatkan dari PRAKTEK MENULIS. Semakin sering menulis, maka keahlian dan pengetahuan Anda akan semakin baik.
Klik di sini untuk info selengkapnya
4. Saya tidak tahu bagaimana cara untuk mulai menulis
Ya, banyak sekali orang yang bertanya sambil kebingungan, “Saya ingin menjadi penulis hebat. Bagaimana cara memulainya?”
Sebenarnya, cara untuk mulai menulis sangat gampang: LANGSUNG SAJA MENULIS.
Penulis bukanlah seperti dokter yang harus kuliah selama bertahun-tahun dulu, mendapat surat izin praktek dari departemen kesehatan, dan seterusnya. Untuk menjadi penulis, Anda tak perlu kuliah dulu, tak perlu ujian dulu, tak perlu izin dari siapapun, tak perlu mengumpulkan modal apapun. Pokoknya tak ada yang Anda butuhkan selain nyawa yang belum dicabut.
Bahkan bila Anda tak punya tangan untuk mengetik, Anda bisa menyewa orang lain untuk menuliskan apa saja yang Anda ucapkan.
http://www.jonru.net
......
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar